Monday, June 25, 2012



Hari ini adalah hari terakhirku di kantor. Namun berat rasanya meninggalkan kantor ini. Aku belum ingin meninggalkannya, dia yang selalu tersenyum ramah, tempatku berkeluh kesah, sandaran ketika lelah.


Berita promosi dan kepindahanku ke Jepang cepat menyebar, bahkan sampai ke dia. Dia tersenyum, bergegas menuju meja ku dan memberikan selamat. Tiga bulan kami dekat, namun aku masih belum berani mengungkapkan perasaanku. Sekarang kami harus berpisah jauh, rasanya ingin aku ajak dia ke Jepang juga.


Hari ini dia masih bersikap acuh, dan aku terlalu takut untuk menanyakan penyebab perubahan sikapnya. Hari semakin sore, masih banyak yang harus aku bereskan. Sesekali ada yang datang untuk mengucapkan selamat dan salam perpisahan. Arghh.. aku hampir tidak bisa berfikir dengan benar, hati dan pikiran saling berebut meminta perhatian. Haruskah aku menghampirinya sekarang?


Tiba-tiba aku dikejutkan dengan nyanyian selamat ulang tahun dari arah belakangku. Nafasku berhenti sesaat, dia ada dihadapanku sekarang, membawakan kue ulang tahun dengan lilin yang menyala, diikuti oleh teman-teman yang lain dibelakangnya.


'Selamat ulang tahun Joe' 
'Makasih ya..', aku tak bisa berhenti tersenyum.
'Make a wish dear, then blow the candle..'


Aku berusaha untuk tenang, membuat permohonan dan meniup lilin-lilin tersebut. Riuh tepuk tangan dan ucapan selamat ulang tahun kembali berdatangan. Dia tersenyum melihatku,dan membelai punggungku.
Sebuah bingkisan yang cukup besar diberikannya kepadaku. Kembali aku tersenyum dibuatnya, rangkaian foto-foto perjalanan terakhir kami, ditata sedemikian rupa dalam sebuah frame. Foto dan kenangan bersamanya ada di sana terangkum cantik. Tak hentinya aku mengucapkan terimakasih, hari ini aku bahagia, terimakasih.


Hari semakin malam, masih tersisa beberapa teman dekat menemaniku di kantor. Hati ini ingin menghampirinya, mengajaknya berbincang lagi, aku merindukannya. Kembali aku dikejutkan ketika dia memegang punggungku dari belakang, dan mencium rambut kepalaku dari belakang. 
'Happy Birthday,Joe. Aku pulang duluan ya, Bye' 
Saat itu aku hanya bisa duduk mematung melihatnya pergi..
-------

Seminggu sudah aku di Jepang, kami kembali saling bersikap dingin. Percakapan diantara kami hanya seputar pekerjaan. Dia kembali menjadi seseorang yang penuh dengan misteri, kadang acuh, kadang bersikap biasa seolah tidak ada hal yang mengganjal diantara kami. Aku pun masih sama, berusaha fokus dengan pekerjaan di sini, dan melepaskan semua kenangan tentang dia. Maaf, hanya itu yang bisa aku ucapkan.





0 Comments:

Post a Comment